Minggu, 03 April 2011

M G M P SMAN 1 Langsa

Untuk memajukan potensi pendidik pada SMA Negeri 1 Langsa, pihak management SMA 1 Langsa mengadakan MGMP selama 8 hari mulai tanggal 18 maret s/d 25 maret 2011. Bapak Zulfikar, S.Pd sebagai wakil kepala bidang Kurikulum dalam pidatonya pada acara pembukaan MGMP 8 hari yang bertempat di Aula SMA Negeri 1 Langsa mengatakan “MGMP singkatan dari Musyawarah Guru Mata

Pelajaran, bertujua
n untuk melakukan curah pendapat (branstorming) sesama guru mata pelajaran dalam menyikapi masalah-masalah pendidikan, Hal senada diucapkan juga oleh ibu Dra Cut Yusmanidar selaku Waka Sarana, bahwa MGMP ini bertujuan untuk mengemukakan dan bermusyawarah tentang kejadian yang benar-benar ada terjadi di kelas,seperti siswa yang mengantuk dalam kelas dan bagaimana solusinya, siswa yang suka keluar kelas atau siswa yang prestasinya rendah, dan sebagainya.” Kegiatan ini terlaksana dengan baik yaitu menggunakan anggaran DANA BOM pada 4 hari pertama dan 4 hari berikutnya menggunakan DANA BOS. Agenda dari kegiatan ini setiap bidang studi harus membuat sebuah laporan yang berisikan permasalahan-permasalahan pendidikan yang terjadi di dalam kelas dan setiap minggunya perwakilan dari kelompok bidan studi harus mempresentasikan hasil diskusi sesama bidang studi di depan peserta MGMP. Berikut ini diampirkan salah satu contoh laporan MGMP pada mata pelajaran FISIKA pada SMA Negeri 1 Langsa.


PERTEMUAN PERTAMA



Intake Siswa yang Rendah

Penyebab Permasalahan

1. Pengetahuan Matematika Dasar ketika SMP yang kurang memadai
Matematika adalah suatu ilmu eksak yang tidak dapat dipisahkan dengan Fisika. Agar jalannya belajar Fisika tidak terkendala maka diperlukan pengetahuan Matematika Dasar yang memadai. Karena didalam pelajaran Fisika, tidak terlepas dari konversi satuan.
Yaitu, perubahan dari sentimeter ke meter, gram ke kilogram dan jam ke sekon, nano meter ke meter dan lain sebagainya. Padahal ini semua merupakan materi Matematika Dasar di SMP. Ketidakmampuan siswa dalam menguasai materi Matematika Dasar di SMP merupakan salah satu yang membuat intake siswa rendah pada mata pelajaran Fisika.

2. Sulitnya siswa untuk mengin
gat dan menggunakan rumus Fisika

Ada siswa yang belajar lebih efektif, ada yang tidak. Ada yang lebih mudah mengerti melalui pendekatan visual. Ada yang mudah menangkap dengan pendekatan verbal, ada lagi yang lebih mudah paham dengan kegiatan praktek, latihan, aktivitas. Dalam pembelajaran Fisika seorang siswa tidak akan mampu menggunakan rumus-rumus jika siswa tidak dapat mengingat rumus-rumus yang terkait. Bagi siswa yang lemah dalam mengingat, guru bisa memasang sederetan rumus-rumus Fisika di dinding kelas. Dan selalu memberikan pekerjaan rumah atau latihan tentang rumus yang terkait agar tercapai tujuan. Karena dalam kondisi apapun “Aku dengar, aku lupa, aku lihat, aku ingat, dan aku kerjakan, aku dapat:, senantiasa diterapkan guru di dalam pembelajaran. Dengan kata lain sulitnya siswa untuk mengingat dan menggunakan rumus Fisika ini akan menyebabkan intake siswa yang rendah.

3. Kematangan diri yang belum sempurna

Kondisi siswa yang kekanak-kanakan, belum memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi sebagai anak yang disekolahi akan memberikan dampak terhadap intake siswa yang rendah. Siswa yang belum memiliki rasa tanggung jawab sebagai anak yang disekolahi oleh orang tua, di rumah enggan untuk mengu
lang kaji materi disekolah dan membuat tugas rumah. Kematangan diri siswa yang belum sempurna ditandai dengan siswa datang ke sekolah dengan terlambat atau siswa tidak masuk/bolos pada pelajaran-pelajaran tertentu. Dan ini membuat siswa kehilangan moment penting untuk mendapatkan informasi.



4. Kesulitan siswa dalam mengaplikasikan besaran-besaran fisika dalam kehidupan sehari-hari

Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Besaran-besaran dalam Fisika dinyatakan dengan simbol-simbol. Permasalahan yang sering terjadi siswa sering tidak tahu menyebutkan besaran-besaran Fisika ke dalam bentuk simbol. Kalau besaran-besaran itu saja tidak dapat diganti ke dalam bentuk simbol apalagi menyelesaikannya dengan aplikasi rumus. Dan factor ini juga akan membuat intake siswa rendah.

5. Pengetahuan Fisi
ka Dasar yang rendah ketika masih di SMP.

Matematika adalah suatu
ilmu eksak yang tidak dapat dipisahkan dengan Fisika. Agar jalannya belajar Fisika tidak terkendala, maka diperlukan pengetahuan Matematika Dasar yang memadai. Hal yang sering terjadi, siswa sering kali siswa masuk ke SMA Negeri 1 Langsa dengan nilai UAS dan UAN yang tinggi, tetapi ketika sudah terdaftar menjadi siswa SMA Negeri 1 Langsa dan mengalami proses pembelajaran, barulah terdeteksi bahwa siswa, acap kali tidak dapat mempertanggung jawabkan hasil belajar Matematikanya ketika SMP yang relatif tinggi.Dan ini memuat intake siswa rendah pada mata pelajaran Fisika


Solusi

1. Guru harus mengajarkan ulang matematika dasar SMP

Tanpa matematika tidak akan mungkin pelajaran fisika akan terlaksana seperti yang diinginkan. Jadi, mau tidak mau kita sebagai seorang guru harus mengulang kembali pelajaran matematika SMP yang kita butuhkan dalam pembelajaran fisika. Semua itu harus dilakukan agar kemampuan matematika siswa untuk menyelesaikan soal-soal fisika.

2. Guru harus lebih banyak memberikan soal-soal latihan agar siswa terbiasa menggunakan rumus fisika

Agar pembelajaran fisika dapat berhasil seperti yang kita inginkan maka siswa harus dibiasakan mengerjakan so
al-soal karena tingkat keberhasilan pembelajaran fisika dinilai dari kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal. Hal ini juga dapat dilihat dari semboyan dalam pelajaran fisika bahwa “ fisika tanpa contoh soal bagaikan sayur tanpa garam “.

3. Guru harus memberikan contoh soal / demonstrasi sesuai dengan materi yang diajarkan dan berdekatan dengan konsep fisika dalam kehidupan sehari-hari

Demonstrasi diperlukan agar siswa dapat lebih cepat memahami konsep fisika dan siswa juga bisa lebih tertarik dengan materi fisika tersebut. Demonstrasi juga diperlukan agar siswa dapat memahami bahwa materi fisika itu sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari.

4. Guru memberikan pandangan tentang kematangan diri dan masa depan

Kematangan diri siswa juga berpengaruh pada kemampuan siswa. Jika siswa dapat memahami bahwa seluruh hal
yang baik maupun buruk yang dilakukannya hari ini akan berdampak pada madsa depannya di kemudian hari maka siswa pasti dapat menerima semua hal baik berupa pengetahuan yang diberkan oleh guru.


Kesimpulan

Dalam mendesain pembelajaran, masalah prilaku dan karakteristik siswa merupakan faktor yang sangat penting. Untuk mengatasi perbedaan kemampuan, kebutuhan dan minat siswa guru harus banyak memberikan latihan-latihan dan meluangkan waktu untuk memberikan masukan-masukan, dorongan-dorongan atau pandangan tentang masa dep
an.



sulit.

Jika seluruh soal
yang diberikan dalam tingkat kesukaran yang rendah maka siswa cenderung malas dan sepele dalam menyelesaikan soal. Namun apabila seluruh soal yang diberikan dalam tingkat kesukaran yang tinggi maka siswa cenderung menyerah tanpa mencoba terlebih dahulu.


Trianto,(2007) Model-model Pembelajarn Inovatif, Prestasi Pustaka: Surabaya
Drost, (2003) Pendidikan Sains Yang Humanistis, Kanisius: Yogyakarta
Ngalim,(2004)
Ilmu Pendidikan teoritis dan Praktis, Rosdakarya: Bandung












Tidak ada komentar:

Posting Komentar